Disfungsi ereksi, yaitu ketidakmampuan untuk mendapatkan dan mempertahankan ereksi yang cukup keras untuk aktivitas seksual, merupakan kondisi umum di kalangan pria. Sekitar 43,5% pria berusia enam puluhan mungkin mengalami disfungsi ereksi.
Agar pria dapat mempertahankan ereksi yang kaku selama aktivitas seksual, darah harus tetap berada di penis hingga ejakulasi. Penyempitan vena, atau veno-oklusi, terjadi untuk menjaga darah tetap di dalam, dan vena pria akan melebar saat orgasme, mengembalikan darah ke tubuh.
Ereksi akan berakhir jika vena tidak mengencang dengan cukup, memungkinkan darah bocor kembali ke tubuh. Banyak pria yang mengalami disfungsi ereksi jenis ini menemukan bahwa meskipun mereka dapat mencapai ereksi yang solid pada awalnya, mereka tidak dapat mempertahankan kekakuan. Kebocoran vena adalah penyebab utama disfungsi ereksi, yang ditemukan pada lebih dari 80% kasus di Singapura.
Ketidakmampuan untuk mempertahankan ereksi untuk hubungan seksual.
Beberapa faktor yang dapat memperburuk risiko disfungsi ereksi, antara lain:
- Tekanan darah tinggi
- Kolesterol tinggi
- Diabetes
- Penyakit vaskular perifer
- Stres berlebihan
- Obesitas
- Riwayat keluarga aterosklerosis
- Merokok
- Anxiety
Ultrasonografi Doppler: Untuk memeriksa aliran darah masuk dan keluar dari penis.
Kavernosografi: Untuk memvisualisasikan kebocoran vena menggunakan kontras radiografik.
Pilihan non-bedah seperti obat atau perangkat pompa sering ditawarkan sebagai perawatan untuk disfungsi ereksi. Namun, mereka biasanya tidak memperbaiki masalah yang mendasar, dan hanya digunakan sebagai solusi sementara.
VIC menawarkan opsi bedah yang dikenal sebagai embolisasi endovaskular (retrograde/anterograde). Prosedur ini dilakukan di bawah sedasi ringan, dan sering kali, pasien dapat pulang pada hari yang sama dan kembali ke aktivitas sehari-hari dengan cepat. Nyeri dan ketidaknyamanan minimal, dan tidak ada bekas luka bedah.
Prosedur ini direkomendasikan untuk pasien yang didiagnosis dengan kebocoran vena yang ingin menghindari operasi invasif. Prosedur ini melibatkan embolisasi pleksus vena periprostatik melalui pemasangan kateter tipis ke dalam vena dorsal dalam atau vena femoralis. Fluoroskopi X-ray digunakan untuk membimbing kateter ke vena yang terkena, dan injeksi koil titanium kecil serta agen embolik akan menutup vena yang terkena secara permanen.
Studi Kasus 1
Pasien datang dengan nyeri panggul/nyeri penis serta disfungsi ereksi.
Angiogram panggul menunjukkan stenosis pada arteri pudendal internal kanan yang diobati dengan angioplasty dan stenting. Gambar 1: Aliran arteri pudendal internal kanan (asli di kiri) dan setelah angioplasty dan stenting (di kanan) menunjukkan aliran yang sangat membaik.
Kebocoran vena juga diobati dengan embolisasi lem pada vena periprostatis. Gambar 2: Embolisasi lem pada vena
Fungsi ereksi sepenuhnya pulih dalam 24 jam. Nyeri juga sembuh.
Studi Kasus 2
Pasien datang dengan disfungsi ereksi akibat kebocoran vena.
Angiogram panggul dilakukan untuk memeriksa aliran arteri ke arteri penis (aliran normal dalam kasus ini). Kebocoran vena kemudian diobati dengan embolisasi lem pada vena periprostatis yang bocor.
Fungsi ereksi yang baik kembali dalam 24-48 jam setelahnya.